Sabtu, 25 Mei 2013

7 Mitos Tentang "Si Pendiam" di Kantor

ORANG Indonesia sejak kecil diajarkan “sedikit bicara banyak bekerja” dan “diam itu emas”.
Dari dua ungkapan ini disimpulkan, seseorang yang tidak banyak bicara biasanya bisa bekerja lebih efektif, daripada membuang-buang waktu untuk membicarakan hal tak penting.
Tetapi, perubahan zaman dan kebutuhan komunikasi yang tinggi membuat pepatah ini rasanya tidak lagi berlaku. Saat ini orang berlomba-lomba bicara, mengeluarkan pendapat, menyuarakan keinginan, termasuk saat bekerja.

Kamis, 16 Mei 2013

Menghancurkan Tembok Mental Block

 “Jika Anda percaya bahwa Anda mampu melakukan sesuatu, atau Anda percaya bahwa Anda tidak mampu, dalam kedua hal itu Anda mungkin benar.”

Henry Ford

“Jangan membatasi diri Anda. Kebanyakan orang membatasi diri mereka terhadap apa yang mereka pikir mampu mereka lakukan. Anda dapat terus maju sejauh batasan pikiran Anda. Apa yang Anda   yakini, percayailah, Anda mampu mewujudkannya.’

Mary Kay Ash

 

 

 

 

Ada yang menamakan limiting belief sebagai mental block yang memiliki pengertian yang sama. Mental block adalah kondisi mental yang menghambat seseorang dalam mencapai keinginannya yang sebenarnya berasal dari belief atau keyakinan yang membatasi. Singkat kata, limiting belief adalah sama dengan mental block dalam kata yang berbeda. 

 

Dengan demikian seperti janji saya sebelumnya, tulisan ini akan membahas cara mengubah limiting belief menjadiempowering belief yang sekaligus juga berarti menghancurkan tembok mental block. Teknik ini bukan cara satu-satunya, tetapi lebih kepada cara untuk memantapkan komunikasi dengan diri Anda dengan lebih baik lagi.

 

Bahkan teknik ini tidak saja bermanfaat untuk menghancurkan mental block tetapi lebih jauh manfaatnya untuk kebutuhan lain. Bapak Ronny F. Ronodirdjo, seorang Licensed Trained NLP™ dari The Society of NLPmengajarkan  teknik ini dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan. Setelah mempelajari dan mempraktekkannya, Anda dapat menggunakannya sesuai kebutuhan Anda untuk hal-hal lain.

 

 

Teknik ini dinamakan six steps reframing ( enam langkah untuk membingkai ulang) dan sesuai dengan namanya terdiri dari 6 langkah. Teknik ini akan bermanfaat dengan lebih optimal apabila sebelumnya Anda rajin melakukan komunikasi dengan diri sendiri. Kesadaran Anda akan menyampaikan informasi yang jelas bagi Anda. Seringkali orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan dirinya atau sering konflik dengan dirinya, akan mengalami penolakan atau tidak menghasilkan apapun melalui teknik ini.

 

Berikut ini langkah-langkah dalam six step reframing :

  1.  Siapkan limiting belief yang ingin Anda ubah.
  2.  Lakukan permintaan komunikasi dengan bagian diri Anda yang memegang limiting belief tersebut. Pada langkah dua ini Anda boleh menyampaikan terima kasih dan meminta kesediaan bagian diri Anda yang memegang limiting belief untuk berbicara. Tunggulah sampai bagian tersebut menjawabnya dan bila Anda sering berkomunikasi baik dengan diri Anda, jawaban tersebut akan berupa kata-kata yang tidak perlu Anda tafsirkan lagi.
  3.  Tanyakan bagian diri Anda yang memegang limiting belief tersebut apakah maksud positif dengan belief seperti itu dan dengarkanlah jawaban yang disampaikan.
  4.  Mintalah kepada bagian kreatif dalam diri Anda untuk mengajukan 3 keyakinan baru (empowering belieftentunya) yang sesuai dengan maksud positif yang disampaikan dalam langkah 3. Pada diri Anda memiliki bagian yang bertugas untuk menghasilkan hal-hal yang kreatif, sehingga Anda hanya perlu meminta pada bagian ini.
  5. Ajukanlah 3 keyakinan baru kepada bagian diri Anda yang memegang limiting belief untuk memilih satu di antaranya dan menggantikannya dengan limiting belief sebelumnya.  Bila bagian diri Anda yang memegang limiting belief menolak keyakinan baru ini, kembali ke langkah 4 untuk meminta bagian kreatif membuat 3 keyakinan baru berikutnya setelah itu baru lanjutkan pada langkah 6.
  6.  Periksa kesesuaian (ekologis) dengan bagian diri Anda yang lain dengan menanyakan “Seluruh bagian diri saya, apakah ada yang keberatan dengan empowering belief yang baru ini dalam mencapai outcome saya ?” Bila Anda tidak mendapat keberatan, Anda dapat berterima kasih kepada seluruh diri Anda telah melakukan langkah untuk mengganti limiting belief dengan empowering belief. Namun bila ada keberatan, Anda harus mengulang kembali dari langkah 4, 5 dan 6 sampai seluruh bagian diri Anda dapat menerima keyakinan baru tersebut.

 

Selamat Anda telah melatih cara untuk mengubah limiting belief menjadi empowering belief ! Atau dalam kata lain, Anda telah menghancurkan mental block dan selanjutnya memiliki mental yang mendorong / memberikan kekuatan kepada Anda dalam mewujudkan outcome Anda.

 

 sumber : bagian Sukses 18 dari buku "YOU ARE THE REAL PERSONAL SUCCESS"

 YOSANDY LIP SAN 

 

 

Minggu, 05 Mei 2013

Anda Introvert? Selamat!

Selama bertahu-tahun saya selalu risih dengan sifat introvert yang saya miliki. Rasanya serba terbatas, tidak bebas, dan takut berekspresi. Seakan-akan orang dan dunia akan mengucilkan saya jika saya berani ‘tampil’. Lah siapa saya?

Semua orang-orang introvert pasti mengalami hal seperti ini. Dan itu hal yang biasa.

Nah, di sini saya mencoba untuk menguak fakta-fakta di balik ke-introvert-an seseorang. Dan yang lebih penting, kenapa introvert itu juga punya peluang dan bisa mengubah dunia.

Selama ini, introvert itu selalu di-underestimated. Karena terkesan aneh dan tidak adanya kepercayaan diri. Sebenarnya ini keliru. Intovert dan pemalu itu sangat jauh berbeda meski ada beberapa kesamaan yang identik. Introvert lebih senang menyendiri. Mereka cenderung asyik dan enjoy menikmati kesendirian. Mereka lebih senang membaca buku daripada ngobrol. Lebih suka mendengarkan daripada bicara. Pemalu hanyalah orang-orang yang punya kekhawatiran berlebih akan anggapan orang lain tentang dirinya. Padahal sebenarnya mereka ingin bersosialisasi.

Apa yang hebat dari seorang introvert adalah sikap kehati-hatian yang mereka miliki. Mereka cenderung cermat dalam berpikir. Sehingga hasilnya pasti akan lebih akurat.

Extrovert cenderung ceroboh. Mereka menggampangkan sesuatu. Dan ini cukup berbahaya.

Susan Cain, seorang pakar dan penulis buku introvertitas, yang juga seorang introvert, mengatakan berikan sebuah masalah pada seorang introvert maka mereka akan menyelesaikannya dengan lebih baik. Introvert akan memikirkan 2-3 kali dalam menangani sebuah masalah.

Lebih lanjut, Cain katakan, Introvert sebenarnya punya kualitas yang baik untuk menjadi pemimpin. Sebab ketika memimpin si introvert akan mengarahkan bawahannya untuk bertindak lebih baik.

Nyatanya, banyak pemimpin dunia adalah introvert. Ghandi, Elanoor Rosevelt, Bunda Theresa, Muhammad, Buddha, bahkan Bill Gates dan Steve Wozniak adalah seorang introvert.

Anda tahu bahwa 2 dari 3 orang yang anda kenal adalah introvert. Dan mungkin anda sendiri adalah seorang introvert. Jika ya, selamat! Anda tidak perlu malu, keluarlah! Dunia membutuhkan anda. Dunia tidak ada apa-apanya tanpa ketelitian dan kecermatan berpikir anda.

Terakhir, saya jadi teringat sebuah pesan bijak dari seorang Henry David Thoreau. Ia katakan, ‘Teman terbaik adalah kesenderian’. Terlepas dari apakah penyair itu adalah introvert ataupun extrovert, pesannya itu menunjukkan makna yang dalam.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/24/anda-introvert-selamat-481640.html